Skip to main content

Posts

Showing posts from 2015

Mak

Dia bukan siapa-siapanya saya. Dia bilang, usianya 72 tahun. Mungkin kepedihan hidup dan kerja keras sudah menorehkan kerut yang terlalu dalam pada wajahnya. Awalnya saya pikir usianya mestilah di atas 80-an tahun. Kami kebetulan sama-sama mengaso di tukang teh botol, tepat di lorong penghubung Pasar Pagi dan ITC, Mangga Dua. Saya mengaso karena keletihan berbelanja, dia mengaso karena letih mengumpulkan botol dan gelas plastik bekas pakai.             Saya duduk tepat di sampingnya. Tiba-tiba saja saya terdorong untuk menyapanya, “ Mak, mau minum?” kata saya sambil menyodorkan teh botol kepadanya. Entah kenapa saya ingin sekali memanggilnya Mak . Dalam Kamus Bahasa Indonesia, Mak   adalah sebutan kepada perempuan yang patut disebut ibu atau dianggap sepadan dengan ibu . Mungkin karena dalam sekejap melihatnya, saya langsung terbayang Ibu saya, yang sudah kembali ke pangkuan Tuhan dua tahun lampau.    ...

Ikat weaving in East Sumba Island

Siapakah aku, hingga bisa membuat Tuhan gusar? Baru-baru ini, salah seorang teman saya kembali dari pejalanan rohani ke luar negeri. Sebagai ucapan syukur atas kembalinya kolega kami tersebut, diadakanlah acara makan siang bersama semua staf. Setelah berbagi cerita tentang perjalanannya, kami semua bersyukur bahwa kolega kami itu terhindar dari bencana jatuhnya crane dan musibah Mina.  Tentu saja kami juga sangat prihatin dengan korban yang berjatuhan akibat tragedi itu. Teman saya yang bijak itu kemudian menceritakan bahwa ada banyak pendapat dan tafsiran pribadi yang berbeda-beda mengenai musibah di Tanah Suci. Jika seseorang meninggal di sana, ada yang bilang itu berkah, tetapi ada juga yang menuding bahwa musibah terjadi karena Tuhan marah. Entahlah, marah pada orang yang menjadi korban atau orang-orang di sekitarnya. "Memangnya kita ini siapa, bisa bikin Tuhan marah?" itu kata-kata teman saya, yang sampai sekarang masih terus saya renungkan. "Yang terbaik ya...