“Ada makanang ko ibu….!” ( Makanang maksudnya sisa-sisa makanan, yang biasanya dikumpulkan untuk ternak babi) Sebuah suara bernada rendah berseru pelan di depan rumahku. Siang itu terik matahari terasa bisa membakar hangus kulit siapa pun. Pintu-pintu rumah dibiarkan terbuka demi mengusir hawa panas. Sepi. Orang-orang mencari keteduhan dalam rumah masing-masing. Dengan sedikit enggan, saya bangkit dari lantai yang sejuk, mencari arah suara itu. Seorang perempuan renta berdiri di tangga depan rumah saya. Tubuhnya sudah sedemikian bungkuk hingga nyaris membentuk sudut 90 derajat dengan kakinya. Pakaiannya sangat kumal membalut tubuh tuanya yang rapuh dan dekil. Mulutnya berwarna merah darah oleh sirih yang terus dikunyah. Melihat saya berdiri di depan pintu, ia memicingkan mata. “ Ada ko (= adakah?) …!” kali ini suaranya lebih lantang. Kata-katanya ini kemudian dijadikan julukan untuknya oleh anak-anak kecil di sekitar perumahan tempat ...
Translator & Editor